Doa Nabi Adam a.s.
Sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran, ketika Iblis
diusir oleh Allah dari surga karena ia tidak mematuhi perintah Allah untuk
bersujud kepada Nabi Adam As, maka Iblis selalu berupaya membujuk Adam untuk
memakan buah yang dilarang di dalam surga, yaitu buah khuldi. Iblis tersebut
memberi bisikan kepada Nabi Adam dan istrinya, Hawa’, bahwa: “Tuhan kamu tidak
melarang dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak manjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (di dalam surga). (QS. Al A’raf
20).” Keduanya pun tergoda dan memakan
buah terlarang tersebut, maka tampaklah kesalahan mereka berdua. Kemudian Allah
menyeru kepada mereka: “Sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagi kalian
berdua.” Penyesalan Nabi Adam dan istrinya ini, diungkapkan dalam doa mereka:
{ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ {
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A’raf 23)
Doa Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh memiliki nama
Abdul Ghaffar, ia adalah putra Lamka bin Mutausyilh bin Akhnukh (Nabi Idris As)
bin Syits bin Adam (Tafsir Nawawi 1/284). Ia disebut Nuh karena sering mengadu (Arab:
Nauh) kepada Allah perihal tingkah laku umatnya yang tidak patuh.
Seperti para rasul lainnya, Nabi Nuh mengajak umatnya
untuk tidak menyembah kecuali kepada Allah. Tapi dakwah Nabi Nuh ini ditolak
oleh sekelompok umatnya, bahkan berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari
kaumnya berkata: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang
manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti
kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya
saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami,
bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta" (Hud : 27). Nabi
Nuh lalu menyampaikan wahyu dari Allah bahwa jika mereka tidak patuh, Allah
akan menurunkan adzab pada mereka. Ternyata mereka justru menantang akan
turunnya siksa tersebut. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat
perahu, saat itu apa yang dilakukan Nabi Nuh ini menjadi bahan tertawaan
kaumnya.
Akhirnya adzab yang berupa banjir bandang itupun datang
menenggelamkan daratan yang dihuni Nabi Nuh dan masyarakatnya. Setelah Nabi Nuh
dan orang-orang yang beriman kepadanya selamat, menurut riwayat Ibnu Abbas
sebanyak 80 orang yang terdiri dari 40 laki-laki dan 40 wanita, maka Allah
memerintahkan Nabi Nuh membaca doa:
{ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
() وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ {
"Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan
kami dari orang-orang yang zalim." Dan berdo`alah: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat
yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat." (QS. Al Mu’minun 28-29)
Dan di ayat lain Nabi Nuh berdoa:
{ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ
مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا
تَبَارًا }
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk
ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kebinasaan". (QS. Nuh 28)
Doa Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim bergelar Khalilullah (kekasih Allah)
dan Ab al Anbiya’ (bapak dari seluruh nabi) adalah putra Tarikh bin
Nahur bin Sarugh bin Raghu bin Nafi’ bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Sam
bin Nuh (Ibnu Katsir, Qashash al Anbiya 1/167). Sementara jarak antara Nabi Nuh
dan diutusnya Nabi Ibrahim adalah 2640 tahun, dan diantara keduanya hanya ada
dua rasul, yaitu Nabi Hud dan Nabi Shalih (Tafsir Nawawi 2/220).
Nabi Ibrahim memiliki keistimewaan tersendiri dibanding
dengan Nabi yang lain. Pertama, Nabi Ibrahim sering disebut namanya
dalam Al Quran terutama yang berkaitan dengan ritual dan napak tilas ibadah
haji. Kedua, Nabi Ibrahim disebut dalam salawat yang disampaikan oleh
Rasulullah Saw, yang dikenal dengan salawat Ibrahimiyah (yang dibaca saat
Tahiyat akhir sebelum salam dalam salat). Ketiga, secara khusus Allah
memerintahkan meneladani Nabi Ibrahim, dalam firman-Nya:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ
دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ
وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَه ..... الاية
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu
pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata
kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari
apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja...” (QS. Al Mumtahanah 4).
Diantara doa-doa Nabi Ibrahim adalah:
- Doa Nabi Ibrahim setelah membangun Ka’bah
{ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
() رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا
أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ }
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami
berdua (Ibrahim dan Ismail) orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah 127-128)
- Doa untuk keturunan dalam
hal ibadah
{ رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ () رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ
يَقُومُ الْحِسَابُ }
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang
yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do`aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku
dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya
hisab (hari kiamat". (QS. Ibrahim 40-41)
- Doa meminta hikmah
{ رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ () وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي
الْآخِرِينَ () وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ () وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ
يُبْعَثُونَ }
"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan
masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur
yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang mewarisi surga yang penuh keni`matan. dan ampunilah bapakku, karena
sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat. dan janganlah
Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (yaitu) di hari harta dan
anak-anak laki-laki tidak berguna. kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih.” (QS. Syu’ara’ 83-89)
- Doa meminta keturunan yang
shalih
{ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ }
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah
kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Shaffat 100)
- Doa agar terhindar dari
fitnah
{ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ
الْمَصِيرُ () رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ
لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ }
"Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami
bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada
Engkaulah kami kembali, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi
orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau,
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah 4-5)
- Doa untuk keturunan dalam
hal kehidupan di dunia
}رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ
مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ
رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ () رَبَّنَا إِنَّكَ
تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي
الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ{
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami
sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.” (QS. Ibrahim 37-38)
- Doa untuk ketentraman negeri
} رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا
آَمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آَمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ {
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri
ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”
Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan
sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali". (QS. Al Baqarah 126)
{ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ
الْأَصْنَامَ }
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri
yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.” (QS. Ibrahim 35)
Doa Nabi Luth a.s.
Menurut para pakar geneologi (ahli nasab dan keturunan),
Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim. Nasabnya adalah Luth bin Haran bin
Tarikh (Tafsir Al Alusi 6/247).
Nabi Luth diutus oleh Allah dalam lingkungan masyarakat
yang memiliki kelainan dalam seksualitas, yaitu homo seksual atau pecinta satu
jenis (gay). Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam surat Al A’raf 80-82: “Dan
(Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata
kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (buruk) itu,
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka),
bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab
kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan
pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang berpura-pura mensucikan diri." Kemudian Allah memberi adzab kepada
umat Nabi Nuh, termasuk istrinya, dengan menghujankan batu panas dan
memberangus kota tersebut. Nabi Nuh berdoa:
{ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ }
"Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab)
atas kaum yang berbuat kerusakan itu". (QS. Al Ankabut 30)
Doa Nabi Syuaib a.s.
Nabi Syuaib adalah putra Nuwaib bin Aifa bin Madyan bin
Ibrahim a.s. (Ibnu Katsir, Qashash Al Anbiya’ 1/275). Nabi Syuaib adalah mertua
dari Nabi Musa (QS. Al Qashash 27).
Nabi Syuaib diutus oleh Allah dalam komunitas sebuah umat
yang berlaku curang dalam transaksi jual-beli, yaitu mengurangi berat timbangan
atau takaran pada barang yang diperjual-belikan. Nabi Syuaib mengajak mereka
untuk beribadah kepada Allah dan berperilaku jujur dalam berjualan, tetapi
justru ia diancam oleh kaumnya: “Kami akan mengusir kalian dari kota ini atau
kalian kembali ke agama semula” (QS. Al A’raf 88).
Kemudian Nabi Syuaib berdoa:
}وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ
شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ{
“Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada
Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami
dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang
sebaik-baiknya.” (QS. Al A’raf 89)
Doa Nabi Musa a.s.
Nabi Musa adalah saudara Nabi Harun. Nasabnya adalah Musa
bin Imran bin Qahits bin ‘Azir bin Lawa bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim (Ibnu
Katsir, Qashash Al Anbiya 2/3).
Kisah Nabi Musa merupakan salah satu kisah yang sering
disebut di dalam Al Quran, terutama yang berhubungan dengan Raja Firaun (Ramsess
II) dan umat Yahudi atau Bani Israil. Keterkaitan kedua kisah ini
dikarenakan orang-orang Yahudi dijadikan budak oleh Firaun di Mesir, sementara
Nabi Musa diutus untuk membawa kembali orang-orang Yahudi ke negara mereka.
Diantara doa Nabi Musa adalah:
- Doa agar ucapan dimengerti orang lain
{ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي () وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي () وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي
() يَفْقَهُوا قَوْلِي }
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari
lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha 25-28)
- Doa meminta ampunan
{ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي }
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya
diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya,
sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Qashash 16)
- Doa agar terhindar dari
fitnah
{ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً
لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ () وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ }
“Kepada Allah-lah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami;
janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan
rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir." (QS. Yunus 85-86)
- Doa meminta kebaikan
{ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ }
"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan
sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (QS. Al Qashash 24)
- Doa meminta petunjuk
{ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ () عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي
سَوَاءَ السَّبِيلِ }
"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang
zalim itu". Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdo`a
(lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar". (QS. Al Qashash 21-22)
Doa Nabi Yunus a.s.
Nabi Yunus bin Matta adalah keturunan nabi Ya’qub bin
Ishaq bin Ibrahim. Dalam surat Al Anbiya 87 Allah menyebutnya dengan Dzun Nun
karena ia ditelan oleh ikan besar. Kisahnya disebutkan dalam surat (QS. Shaffat
139-148):
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,
(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi
lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian (sehingga dilempar ke
dala laut). Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau
sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya
ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami
lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami
tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang
atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup
kepada mereka hingga waktu yang tertentu.“
Doa Nabi Yunus tersebut adalah:
{ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ }
"Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang
zalim." Maka Kami telah mengabulkan do`anya dan menyelamatkannya daripada
kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda (yang
artinya): “Tak seorang muslim pun yang berdoa dengan doa Yunus untuk masalah
apapun, kecuali akan dikabulkan oleh Allah.” (HR Turmudzi 5/295, dan Al
Hakim 1/505)
Doa Nabi Ayyub a.s.
Nabi Ayyub adalah putra Amush bin Razah bin Aishu bin
Ishaq bin Ibrahim As (Ibnu Katsir, Qashash Al Anbiya 1/360). Ia adalah orang
tua Nabi Dzul Kifli.
Nabi Ayyub sedia kalanya adalah seorang nabi yang kaya,
harta berlimpah, tanah, hewan ternak, dan dikaruniai putra yang banyak. Tetapi
kemudian ia diberi ujian oleh Allah dengan sebuah penyakit, satu persatu
hartanya habis hingga raganya pun tak tersisa kecuali hati dan mulut yang
senantiasa berdzikir kepada Allah. Semua orang mengasingkannya karena takut
tertular penyakitnya, kecuali istrinya sendiri Liya binti Mansa bin Yusuf bin
Ya’qub. Suatu hari istrinya berkata: Seandainya engkau berdoa kepada Tuhan mu,
niscaya Ia akan menyembuhkanmu. Nabi Ayyub menjawab: “Saya sudah 70 tahun hidup
dalam keadaan sehat. Apakah saya tidak mempu bersabar dengan penyakit selama 7
tahun saja?” (Ibnu Katsir, Qashash Al Anbiya 1/363).
Nabi Ayyub sembuh dari penyakitnya setelah berdoa:
}أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ
وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ {
"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit
dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (QS. Al Anbiya’ 83)
Doa Nabi Sulaiman a.s.
Nabi Sulaiman, yang juga seorang raja, adalah putra Nabi
Dawud bin Isya bin Uwaid bin Abir bin Salmun bin Takhsyun bin Umaina Adab bin
Irami bin Hasrun bin Farish bin Yahudza bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim (Ibnu
Katsir, Qashash Al Anbiya 2/284). Nabi Sulaiman lah yang pertama membangun
Masjid Al Aqsha di Baitul Maqdis Palestina pada masa tahun ke empat setelah ia
diangkat menjadi raja, pada waktu usianya yang masih muda 17 tahun (Tafsir
Nawawi 2/193).
Di dalam Al Quran (QS. Al Naml 16) dikisahkan: “Dan
Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah
diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu.
Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".
Anugerah bagi Nabi Sulaiman ini diawali dengan doa:
}رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ
لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ {
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Shad 35)
Kendatipun demikian, Nabi Sulaiman tidak terlena dalam
anugerah kekayaannya tersebut. Justru Ia semakin memperbanyak syukur kepada
Allah yang maha pemberi rezeki.
Doa yang ia panjatkan adalah:
{ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي
بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ }
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri
ni`mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tua,
ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (QS. Al Naml 19)
Posting Komentar Blogger Facebook