JAKARTA
-- Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Dr KH Ali Mustafa Yakub MA
menilai ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, almarhum KH
Sahal Mahfudz merupakan ulama yang langka.
''Almarhum KH Sahal Mahfduz, merupakan ulama jenis ini yang jumlahnya
memang sangat langka,'' ungkap Prof Ali Mustafa Yakub kepadaRepublika, Jumat (24/1).
Ulama jenis Kedua, kata Ali, ialah ulama yang bisa membaca dan memahami
kitab kuning, tapi tidak bisa menulis kitab kuning. Jumlah ulama jenis
ini lebih banyak dari jenis ulama pertama.
Ketiga adalah ulama yang tidak bisa membaca dan memahami kitab kuning
serta tidak bisa menulis kitab kuning. Ulama jenis ini bisa memahami
hanya dari kitab-kitab terjemahan. Jenis ulama seperti ini lebih banyak
lagi.
Prof Ali Mustafa mengaku memantau kondisi almarhum KH Sahal Mahfudz
sejak dirawat di Rumah Sakit Karyadi Semarang. Kemudian dibawa pulang ke
rumahnya.
''Seorang ponakan almarhum Senin lalu, memberitahu kalau KH Sahal
Mahfudz sudah koma. Lalu, Selasa dan Rabu kondisinya membaik. Kemudian
saya dapat kabar dari keluarganya, kalau almarhum sangat tergantung
alat-alat medis,'' paparnya.
Dalam pandangan pakar hadis ini, dalam bidang politik almarhum terlihat
sangat netral. Almarhum dalam bidang politik tidak memihak ke mana-mana.
Almarhum mendudukkan dirinya sebagai ulama yang mengayomi umat.
Maklum, kata Prof Ali, di Indonesia terlalu banyak partai. ''Penafsiran
saya, kalau almarhum masuk ke sebuah partai, maka akan mengotakkan diri.
Karena itu, almarhum tidak mengkotakkan diri dalam sebuah partai,''
ujarnya.
Ulama untuk konteks indonesia, kata dia, ketika masuk menjadi caleg,
maka selalu langkahnya politis. ini salah satu kerugian seorang ulama
mengkotakkan diri dalam satu partai, sehingga terkesan selalu pencitraan
tersys. ''Karena itu, almarhum tidak mengkotakkan diri. Ini pensiran
saya,'' ujarnya.
Post: Republika
Link: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/01/24/mzw1jj-almarhum-kh-sahal-mahfudz-ulama-yang-langka
Posting Komentar Blogger Facebook