Shohabiyat
yaitu wanita-wanita yang hidup pada masa Rasulullah saw. Sahabat atau
shohabiyat adalah seseorang yang berkumpul dengan Nabi Muhammad saw atau
melihatnya dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan beriman.
Maka termasuk di dalamnya orang yang murtad kemudian kembali masuk
Islam.
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan
yang besar." (QS. At-Taubah:100)
Adapun hadits Rasulullah saw tentang keistimewaan shahabat, yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim yang artinya: "Janganlah
kalian mencaci maki sahabat-sahabatku. Demi Tuhan yang menguasai
nyawaku, andai kata seseorang dari kamu membelanjakan emas sebesar
gunung uhud, tentunya ia tidak mencapai satu mud maupun setengahnya yang
dibelanjakn oleh seorang dari mereka (sahabat-sahabatku)."
Itulah diantara salah satu ayat
Al-Qur'an dan hadits yang menunjukkan keutamaan para sahabat dan
pujian-pujian dari Rasulullah saw untuk mereka. Serta perintah
Rasulullah agar kita menghormati dan mencintai mereka. Disamping ancaman
dari Allah dan RasulNya bagi orang-orang yang memusuhi dan mencaci-maki
para sahabat.
Diantaranya shobiyat yang perlu kita ketahui keikutsertaannya dalam berjuang membela islam, yaitu:
1.Nusaibah binti Ka’ab
Nusaibah binti Ka’ab. Dia adalah satu di antara sedikit wanita pada
masa Rasulullah saw yang berjuang dari satu perang ke peperangan
lainnya. Bersama suami dan anak-anaknya, Nusaibah senantiasa terlibat
dalam berbagai peperangan. Kiprahnya berawal di perang Uhud. Saat itu ia
meminta izin kepada Rasulullah saw untuk ikut berperang. Namun
Rasulullah mencegahnya. Ia hanya diizinkan untuk merawat tentara yang
terluka. Rasulullah saw mengatakan padanya bahwa merawat luka pasukan,
pahalanya sama dengan terlibat langsung dalam pertempuran. Nusaibah pun
menahan keinginannya itu. Dengan penuh kesungguhan, ia melaksanakan
perintah Rasulullah saw itu.
Situasi berubah saat pasukan kaum
Muslimin tercerai berai. Apalagi ketika itu Rasulullah menjadi sasaran
langsung pasukan musuh. Nusaibah tak tahan lagi, dengan segera terjun ke
medan perang untuk melindungi Rasulullah. Sejumlah pasukan musuh
berhasil ia lumpuhkan, dan ia pun menderita luka yang sangat banyak.
Nusaibah pulang dari perang Uhud dengan 12 tusukan di tubuhnya, dan 1
luka yang sangat parah di bahunya.
Setelah kiprah pertamanya ikut
berperang, selanjutnya Nusaibah terus terlibat aktif dengan sejumlah
peperangan. Bahkan setelah Rasulullah wafat, dalam usia lanjut, Nusaibah
masih bersemangat untuk terlibat. Di perangnya terakhir, perang
Yamamah, ia kehilangan sebelah tangannya saat menghadapi pasukan nabi
palsu, Musailamah Al Kadzdzab. Semangat perjuangan wanita ini memang
senantiasa membara untuk membela agama Allah.
2.Ummu Waraqah
Putri Abdullah bin al-Haris bin
Uwaimar bin Naufal al-Anshariyah, Ummu Waraqah selalu bersemangat dalam
mengamalkan ajaran Islam, bersemangat mempelajari ilmu bacaan Qur’an,
dan bersemangat untuk menggapai syahid. Semangat menggapai syahid itu
pula yang mengantarkannya pada Rasulullah saw menjelang perang Badar,
beliau mengatakan dengan penuh harap: “Ya Rasulullah, izinkan aku
berangkat bersama Anda dalam perang Badar agar aku dapat mengobati orang
yang terluka di antara kaum muslimin, merawat yang sakit, dan agar
Allah mengaruniai diriku syahadah.”
“Sesungguhnya Allah SWT akan
mengaruniakanmu syahid, namun tinggallah kamu di rumahmu karena
sesungguhnya engkau adalah syahidah,” begitu jawaban Rasulullah padanya.
Jawaban sekaligus do’a yang kelak diijabah oleh Allah SWT. Sejak itu
pula orang mengenal Ummu Waraqah dengan panggilan Syahidah.
Semangatnya dalam mempelajari ilmu
qira’at atau ilmu bacaan Al-Qur’an membuat Ummu Waraqah binti Abdullah,
menjadi seorang yang ahli membaca Al-Qur’an. Ia juga adalah seorang
hafidzah atau seorang penghafal Al-Qur’an. Kualitas inilah yang membuat
Rasulullah saw memercayakan dan memerintahkan Ummu Waraqah untuk menjadi
imam shalat bagi para wanita muhajirin. Tak hanya itu, beliau saw pun
menyediakan seorang muadzdzin khusus untuk Ummu Waraqah.
3. Asma’ binti Abu Bakar
Seorang sahabat wanita yang terkemuka dan termasuk orang yang memeluk
Islam dari sejak dini. Dalam peristiwa hijrah beliau menahankan berbagai
penderitaan dengan penuh kesabaran. Dia dijuluki dengan julukan “Dzaatin Nithaqain”
(Wanita yang memiliki dua sabuk). Dia sempat ikut Perang Yarmuk. Asma
ra berhijrah dengan rombongan kaum muslimin. Sesampainya di Quba – dari
rahim Asma ra – lahirlah putra pertamanya yakni Abdullah bin Zubair.
4.Shafiyah binti Abdul Mutholib
Shafiyyah binti Abdul Muthalib
(bibi Rasulullah saw). Pada waktu Perang Uhud, saat itu pasukan muslim
kocar-kacir akibat tidak patuhnya regu pemanah terhadap instruksi
Rasulullah. Ketika pasukan Muslim mulai melarikan diri, berdirilah
Shafiyah sambil mengibas-ngibaskan tombak hendak memukulkan tombah itu
ke wajah orang-orang yang lari dari medan pertempuran, seraya berkata:
“Apakah kalian akan melarikan diri dan meninggalkan Rasulullah?” Dengan
perkataannya ini, akhirnya para prajurit yang sedianya akan melarikan
diri, kemudian berbalik dan berjuang bersama Rasulullah sampai titik
darah penghabisan.
Kepahlawanan Shafiyyah juga bisa dilihat pada saat terjadi Perang
Khandaq. Di perang khandaq ini beliau menjadi orang yaitu wanita yang
pertama kali membunuh orang laki-laki yahudi yang mematai-matai umat
islam di benteng khandaq.
Posting Komentar Blogger Facebook