JADWAL PESANTREN MAHASISWA
Sabtu (Jam 13.00 - 14.45)
Kajian : Tajwidul Qur'an dan Kitab Salaf (Tauhid, Fiqh, dan Akhlak)
di Koridor Selatan Masjid Salman ITB
 (Gratis, terbuka untuk mahasiswa dan umum)
 

tahapan mendidik anak
Karakter dan mental anak itu terpengaruh oleh cara didik orang tuanya. Ketika ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang, ia akan tumbuh jadi sosok yang penyayang. Karena secara tidak langsung, orang tua telah mengenalkan kasih sayang kepadanya. Dalam sebuah twitter yang saya baca, disebutkan bahwa mendidik anak itu dibagi dalam empat fase:
» Umur 0-6 tahun
 Pada umur ini, hendaknya orang tua menjadikan anak layaknya seorang raja. Temani dan didik anak dengan penuh kasih sayang, gurauan, dan keceriaan. Hindari adanya bentakan, apalagi pukulan. Walaupun mungkin pada umur ini, tidak jarang anak membuat kesal orang tua. Tapi orang tua yang mengerti, harus mampu menahan emosi dan mengalahkan ego untuk balas membentak atau memukul anak. Menjadikan anak sebagai raja dalam fase ini maksudnya juga orang tua yang mengatur makanan, pergaulan, dan apa-apa yang akan masuk dalam diri si anak.
» Umur 7-14 tahun.
Pada umur ini, anak sudah mulai bisa mengerti kewajiban dan bertangung jawab atas perlakuannya. Pada umur ini juga mereka melewati masa pubertas dan baligh. Ketika anak berada pada rentang umur ini, orang tua hendaknya menjadikan anak sebagai murid. Tetap penuh kasih sayang, namun sudah diberikan tanggung jawab, terutama ibadah. Karena Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap orang tua wajib mengajari dan menyuruh anaknya untuk shalat, puasa, dan menunaikan ibadah-ibadah wajib lainnya, dan bahkan wajib memukulnya ketika mereka tidak menunaikannya apabila sudah berumur 10 tahun. Di samping itu juga, orang tua tidak boleh lupa untuk terus memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena percuma jika hanya mengajarkan dan menyuruh tanpa memberi contoh kongkrit kepada anak. Jangan hanya menyuruh mereka shalat tepat waktu, tapi orang tua malah asyik dengan kegiatan duniawi ketika adzan berkumandang. Jadilah orang tua yang bijak dan bisa terus memberi uswah hasanah kepada anak.
» Umur 15-21 tahun.
Kalau pada fase sebelumnya orang tua bisa sukses melewatinya dengan baik, bisa mengajari seluruh kewajiban kepada si anak, maka pada umur fase umur ini baiknya orang tua mulai menjadikan anak sebagai sahabat. Hentikan sikap mendikte yang mungkin sering dilakukan ketika anak berada pada fase umur sebelumnya. Karena pada masa ini, anak akan lebih sering menghadapi masalah sosial, pencarian jati diri, dan persoalan-persoalan remeh tapi membahayakan anak. Jadi, orang tua harus bisa lebih memperhatikan anak dan mengapresiasikan perhatiannya dengan cara yang benar, tidak berlebihan atau lebay. Buat mereka senyaman mungkin bersama anda, supaya mereka bisa menjadi pribadi terbuka. Karena kalau tidak, dikhawatirkan ketika diterpa masalah, mereka malah lari kepada teman atau hal-hal yang malah akan merusak masa depan mereka. kontrol dan awasi terus pergaulan mereka, tapi sebisa mungkin jangan sampai buat mereka risih dan terganggu. Bertukar pikiran dan pendapat harus mulai bisa dibangun pada fase ini. Dan hormati juga hargai segala cerita, pendapat, dan keputusan mereka selama tidak menentang syariat.
     
» Umur 22 ke atas.

Kalau anak anda sudah mencapai fase umur ini, kebanyakan mereka sudah matang, sudah selesai dalam pencarian jati diri mereka. Ya, kini bayi yang dulu kita timang-timang sudah menjadi manusia dewasa. Apa yang akan ia pilih dan jalani pada fase ini, sangat tergantung dengan apa yang anda jalani bersama mereka pada fase-fase sebelumnya. Jadilah selalu penasihat mereka, bukan pengatur. 


Sekian sedikit tulisan tentang fase-fase dalam mendidik anak. Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa membantu para orang tua dalam mencetak generasi yang sholeh dan sholehah. 
Semoga bermanfat,

* Oleh: Balqis Aziziy (Alumni Universitas al-Ahgaff)
Post : himmahfm
Repost : kdmsalmanitb

Posting Komentar Blogger

 
Top